Banyak Wisatawan menghabiskan libur Natal dan Tahun Baru dengan mengunjungi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jika anda jenuh dengan kemacetan yang terjadi di kota ini akibat banyaknya wisatawan datang , tak ada salahnya mampir ke obyek wisata Curug Sidoarjo yang berada di Kawasan Pegunungan Menoreh , tepanya di Desa Sidoharjo , Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi Curug ini sekitar 40 kilometer dari kota Wates.Di Curug ini , anda dapat menikmati keindahan air terjun . Obyek Wisata ini, masih alami dan menawarkan keindahan alam yang eksotis di ketinggian sekitar 900 meter diatas permukaan laut. Air yang mengalir sangat segar dan udara di sekitarnya sangat sejuk, ditumbuhi bunga-bunga liar nan cantik. Namun bila musim kemarau aliran air terjun nampak sedikit , maka ada baiknya datang ketika musim penghujan karena airnya sangat melimpah.
Obyek Wisata Curug Sidoharjo ini, belum banyak dikenal wisatawan karena letaknya memang cukup jauh dari jalan utama. Sedangkan kendaraan tidak bisa sampai lokasi , melainkan dititipkan di halaman rumah-rumah penduduk sekitar . Wisatawan dapat memanfaatkan jalanan setapak yang dibuat warga.Untuk menuju ke Curug Sidoarjo ini , bisa ditempuh melalui jalur Dekso-Samigaluh setelahnya menuju Desa Sidoharjo. Berwisata alam sambil menjelajah alam bisa jadi alternatif liburan anda .
Senin, 31 Desember 2012
Jumat, 28 Desember 2012
Tiba-tiba Bibir Pantai Trisik serasa Meluas
Sebuh pesona
keindahan tersaji di Pantai Trisik saat musim hujan tiba . Warna hijau , biru,
coklat dan putih menghiasi panorama salah satu pantai yang terdapat di
Kabupaten Kulonprogo ini. Deburan ombak Pantai Trisik menjadi sebuah kesejukan
tersendiri bagi pengunjung yang ingin menikmati pesona alamnya. Semilir angin
menjadikan tanaman-tanaman di sekeliling pantai seakan menari –nari. Ada pula
perahu –perahu nelayan yang sedang ditambatkan ke daratan yang menambah suasana
kehidupan bahari.
Namun pesona eloknya pemandangan pantai akan
makin terlihat sempurna di saat musim
penghujan. Sehari setelah hujan mengguyur di kawasan itu, pandangan mata yang
mengarah ke laut lepas akan disuguhi empat warna almi ombak yang datang dari
tengah samudera. Sebelah timur ombaknya berwarna kecoklatan , agak ke barat
sedikit bewarna biru, serta warna putih sedikit kehijauan juga mewarnai ombak
yang bergulung-gulung . Menurut warga sekitar warna-warna tersebut tersaji
karena tercampurnya kadar air laut, air hujan , dan air sungai. Selain itu di saat
musim hujan tesaji fenomena meluar dan menyempitnya bibir pantai. Bibir pantai
tiba-tiba menjadi luas namun selang beberapa jam kemudian kembali menyempit.
Hal itu dapat dilihat langsung pegerakannya asal sabar menunggu dan di saat
musim penghujan.
Ada
pemandangan elok terpampang namun belum cukup menarik minat pengunjung
berbondong-bondong datang. Itulah gambaran yang ada di Pantai Trisik saat ini.
Ini dikarenakan kurang nya promosi dan belum adanya fasilitas-fasilitas
pendukung di wisata pantai ini . Namun demikian cukup dapat memberi ketenagan
dan mengobati stres jiwa dan pikiran.
Sabtu, 22 Desember 2012
Sensai Pemandangan Burung Camar di Hutan Mangrove Tirtohargo
Kabupaten Bantul kaya akan wisata alam,
satu di antaranya wisata hutan mangrove atau hutan bakau. Obyek wisata ini
terletak di sekitar muara kali Opak, Dusun Baros, Desa Tirtohargo, Kecamatan
Kretek, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta atau tepatnya berada di
pesisir pantai Baros diantara Pantai Depok dan Pantai Samas. Luas hutan bakau
ini sekitar 15 hektare, mencapai area Pantai Samas. Para pengunjung akan diajak
berkeliling hutan yang memiliki pemandangan mempesona layaknya rawa di sebuah
film-film fiksi. Selain itu juga memperoleh tambahan ilmu pengetahuan tentang
magrove yang dijelaskan oleh pemandu wisata. Sembari berkeliling , akan
dijelaskan mengenai sejarah adanya hutan magrove di daerah tersebut, proses
pembenihan, hingga fungsi dari hutan mangrove. Pengunjung juga dapat berfoto
ria pemandangan yang di sajukan serta bila beruntung anda dapat berjumpa
beberapa satwa penghuni hutan tersebut semisal burung camar.
Ada enam jenis mangrove yang yang ditanam di hutan tersebut, satu
diantaranya jenis mangrove yang menyerupai pohon kelapa. Keberadaan mangrove
tersebut akan meminimalisasi ancaman abrasi maupun banjir yang dapat merusak
lahan pertanianmilik warga setempat. Hutan ini sering juga disebut sebagai
sekolah alam , khususnya guna mempelajari semua tentang magrove beserta
ekosistem di dalamnya semisal untuk mengetahui keberadaan hewan- hewan seperti
burung camar, ikan, serangga, hingga kepiting, dll.
Desa Wisata Petung Suguhkan Keindahan Alam Pegunungan
Bagi anda yang merindukan suasana asri
di pedesaan untuk mengisi liburan, tak ada salahnya berkunjung ke Desa Wisata Petung. Lokasi desa wisata ini
berada di Dusun Petung, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa wisata ini dikelilingi hutan sehingga
akan terasa sejuk, khas di daerah lereng pegunungan. Dari gardu pandang, dapat
dilihat keelokan Gunung Merapi. Sering kali burung elang jawa terbang ikut
menghiasi pemandangan alam di kawasan Petung ini.
Lokasi yang dekat dengan
Gunung Merapi memang menjadi keelokan tersendiri di Desa Wisata Petung. Selain
itu, desa wisata ini juga menyuguhkan perkebunan kopi yang membentang luas
milik masyarakat setempat. Jadi, pengunjung Desa Wisata Petung ini bisa belajar
dari petani kopi, bagaimana memelihara tanaman kopi, memetik biji kopi, serta
mengolahnya hingga cara mehidangkannya. Bagi anda yang suka jelajah alam, di
kawasan desa wisata ini juga memiliki jalur tracking, lokasi outbond, jelajah
desa dan kegiatan alam lainnya. Untuk urusan kuliner , makanan khas desa
setempat bisa dibeli untuk sekedar oleh-oleh , misalnya camilan berbahan
umbi-umbian, criping enthik, suweg , gadung, ganyong, gembi,uwi. Di desa ini
ada kelompok masyarakat yang mengembangkan industri kuliner berbahan
umbi-umbian, yakni Mekarsari. Pengunjung pun dapat berkunjung ke industri
pengolahan umbi ethnik, yaitu sejenis umbi bagian anakan dari kimpul yang
memiliki kandungan karbohidrat dan protein tinggi, serta digunakan sebagai
makanan diet untuk pengidap diabetes. Untuk akses ke desa wisata ini cukup
lancar karena beraspal dan banyak petunjuk di jalan utama Petung .
Di desa wisata ini juga telah dilengkapi beberapa fasilitas pendukung
untuk pengunjung seperti masjid, homestay , geung pertemuan dengan daya tampung
150 orang dan parking area yang cukup luas.
Selasa, 18 Desember 2012
Pesona Gedung Kerucut Warna Biru
Berkunjung
ke Pantai Parangtritis maupun Depok anda dapat mampir ke Obyek Wisata
Pendidikan Laboratorium Geospasial Pesisir Parangtritis. Lokasinya berada di
Dusun Depok, Desa Parangtritis , Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul , sekitar
30 km ke selatan Kota Yogyakarta. Di lokasi yang mulai dibangun tahun 2002 ini
banyak ditawarkan berbagai ilmu pengetahuan alam. Mulai dari proses terjadinya
gumuk pasir sampai berbagai jenis pasir dan batu yang terdapat di Indonesia.
Bangunan Labortarium dengan bentuk kerucut
menjulang berwarna biru ini sarat akan nilai pendidikan alam semesta.
Labortariumini dapat dijadikan sebagai tempat pembelajaran siswa taman
kanak-kanak, SD, SMP, SMA, hingga Perguruan Tinggi yang biasanya melakukan penelitian , kunjungan lapangan dan tugas
akhir. Labortarium 4 lantai ini merupakan hasil kerjasama Badan Informasi Geospasial, Fakulitas Geografi UGM serta
Pemerintah Daerah Bantul. Di Labortarium juga tersdia ruang pertemuan , menara
pandang , studio visual serta ruang pameran yang dilengkapi alat pembuat peta
tempo dulu. Jadi jika anda berminat wisata serta menambah wawasan pengetahuan
alam , maka tidak ada salahnya mampir ke Museum ini sebelum menikmati keindahan Pantai Parangtritis di
Yogyakarta.
Mengenang Dahsatnya Erupsi di Museum Gunung Merapi
Memasuki
Museum Gunung Merapi di Dusun Banteng, Desa Hargobinangun ,
Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pengungjung seolah diajak menelusuri
kedasyatan dan kehancuran akibat letusan gunung- gunung beapi di Indonesia. Tidak
ketinggalan pula , dampak erupi Gunung Merapi diabadikan lewat berbagai macam
dokumenter berupa foto, temuan batuan ataupun artefak-artefak milik warga di
lereng Gunung Merapi yang telah hancur diterjang awan panas pada erupsi.
Ketika anda memasuki area Museum , di
depan pintu masuk pengunjung akan melihat sebuah miniatur Gunung Merapi . Miniatur ini dilengkapi tiruan asap serta
sebaran material dan lelehan lahar dingin. Kemudian terdapat tombol yang masimg-masing berangka 1969, 1994
dan 2006 yang merupakan simbol mewakili aktivitas erupsi Gunung Merapi yang
terjadi di tahun-tahun tersebut. Saat tombolnya ditekan , lampu merah akan
menyala disertai suara gemuruh mengelegar , setelahnya akan keluar aliran lahar
dingin mengarah dan daerah mana saja yang terancam bahaya. Tak jauh dari pintu
depan , anda akan menemukan bongkahan- bongkahan bebatuan yang diperoleh dari
beberapa gnng berapi yang pernah meletus di Indonesia. Bongkahan batuan
tersebut dinamakan bom gunung berapi. Berupa material padat yang suhunya bisa
mencapai ratusan derajat celcius saat terlontar saat gunung berapi meletus. Di
Museum ini juga di paparkan petunjuk bagaimana cara menyelamatkan diri jika
terjadi erupsi gunung berapi.
Bagi anda yang tertarik berkunjung, jika
dari arah Yogyakarta timggal menyusuri Jalan Kaliurang kearah utara samapi Km
20. Disana anda akan mendapati petunjuk arah bertulisan Museum Gunung Merapi.
Untuk menikmati semua koleksi museum, pengunjung dikenakan biaya masuk Rp 3000,00. Jika ingin menyaksikan teater
dikenakan biaya tambahan Rp 5000,00. Pengunjung sebaiknya membawa bekal makanan
sendiri. Pasalnya , di kawasan sekitar museum
jarang ada pedagang. Hanya beberapa saja yang berada di lur pintu masuk
museum.
Sabtu, 08 Desember 2012
Melepas Lelah Sambil Melihat Lava Bantal Di Kali Opak
Jutaan
tahun lalu, Kecamatan Berbah maupun beberapa Kawasan di Pulau Jawa diyakini
sebagai kawasan laut dalam. Asumsi ini dimunculkan karena ditemukannya lava
beku berbentuk mirip bantal yang hingga kini dapat disaksikan di Kali Opak ,
Dusun Watuadeg, Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman , Daerah Istimewa
Yogyakarta. Lava beku tersebut digunakan sebagai peneitian geologis. Wujud
batuan yang terbentuk dari lava bantal memiliki bentuk yang indah. Berwarna
gelap abu-abu dengan lapisan halus dan berstruktur oval. Di bagian permukaan
tampak guratan-guratan yang membentuk bulatan lonjongmenyerupai bantal. Lokasi
lava bantal dialiran Kali Opak tersebut diapit 2 buah bukit serta dihiasi
jembatan besi yang dibangun pada masa penjajahan Jepang. Di antara kedua
bebatuan , mengalir air yang cukup deras.
Warga setempat kerap memanfaatkan
sebagai lokasi hobi memancing ikan. Bagi para pendatang biasanya menggunakan
lokasi ini sebagai tempat untuk bersantai maupun sebagai penyalur hobi
photograpy dan juga sebagai lokasi latar preweding. Sedangkan oleh beberapa
mahasiswa maupun ilmuan kerap dimanfaatkan sebagai bahan penelitian.
Selain lava bantal , terdapat juga batu
yang posisinya berdiri. Batu itu berdiameter kira-kira sekitar 50 cm dengan
ketinggian sekitar 2 meter menyerupai menhir ( tugu batu zaman prasejarah ).
Menurut warga sekitar , batu tersebut menjadi cikal bakal penggunaan nama
Watuadeg, yang berarti batu yang berdiri tegak. Di lokasi sekitar dikelilingi
deretan bukit-bukit dari bebatuan yang umurnya sangat tua yang terbentuk dari
batu kapur. Sementara di sebelah utara, terdapat bukit candi yang didalamnya
ada sebuah peninggalan zaman penjajahan Jepang berupa goa dan sumur Bandung
yang digunakan untuk membuang senjata- senjata tradisional yang digunakan
rakyat Indonesia saat perlawanan masa penjajahan Jepang. Maka , bagi anda yang
berminat tak ada salahnya datang ke Yogyakarta mengunjungi Dusun Watuadeg,
Jogotirto, Kecamatan Berbah , Kabupaten Sleman.
Merasakan Sensasi Rumah Domes Di New Nglepan
Rumah
berbentuk kubah mirip dalam film anak-anak Teletubbies tampak unikdan menjadi
daya tarik Dusun Nglepen,Sumberharjo Kecamatan Prambanan , Kabupaten Sleman,
Yogyakarta. Kesan unik pada bentuk bangunan dan suasana pedesaan yang masih
asri menjadi magnet bagi wisatawan untuk berkunjung. Kawasan pedesaan tersebut
memang dicanangkan menjadi kawasan wisata bernama New Nglepan. Cukup banyak wisatawan yang datang, baik itu dari
masyarakat umum maupun dari berbagai instansi pemerintahan . Mereka kebanyakan
pensaran ingin menyasikan rumah unik tersebut dari deket dan mencari tahu
kondisi di dalam rumah yang diadaptasi dari bentuk rumah suku Eskimo , yakni
Igloo.
Rumah tersebut akrab disebut dengan Rumah
Domes. Sejarahnya , rumah tersebut diperuntukan bagi warga Desa Sengir dan
Patuk yang direlokasi pasca gempa dasyat pada 27 Mei 2006. Rumah Domes, dirancang khusus tahan gempa.
Sambungan antar konstuksi bangunan sanggup menahaan terpaan angin hingga
berkecepatan 450 Kilometer per jam. Bangunan itu memiliki 2 lantai. Lantai
bawah digunakan sebagai ruang tamu, ruang makan dan ruang tidur. Sedangkan
lantai atas digunakan untuk ruang keluarga. Rumah ini merupakan bantuan sebuah
LSM Internasional terkait peristiwa gempa dasyat di wilayah Yogyakarta yang
banyak meluluh lantahkan rumah-rumh warga .
Kini warga di sana mengandalkan pendapatan
dari kunjungan wisata dan penjualan cinderamata khas desa setempat. Masyarakat sekitar
juga beberapa membuka warung makan sederhana . Bagi wisatawan yang berkunjung
ke Dusun New Nglepan ini , pihak pengelola desa wisata menyediakan 6 unit rumah
yang siap disewakan kepada wisatawan. Serta fasilitas makan 3 kali sehari ,
mushola, dan air bersih. Wisata juga dapat melihat penampilan hiburan kesenian
tradisonal serta dapat mengikuti aktivitas warga di malam hari terutama dalam
kegiatan Siskamling.
Eloknya Suasana di Candi Selogriyo Magelang
Di
lereng timur kaki Gunung Sumbing ,berdiri
megah candi berusia ratusan tahun yaitu Candi Selogriyo. Candi ini
terletak di lokasi terpencil dari pemukiman penduduk, dan tersembunyi diantara
bukit Giyanti , Condong dan Malang. Candi Selogriyo berdiri berdiri megah di
Dusun Campurrejo , Desa Kembangkuning Kecamatan Windusari , Kabupaten Magelang.
Konon candi ini merupakan peninggalan masa kejayaan Hindu abad ke-8 Masehi.
Akses menuju lokasi candi dari pemukiman
penduduk hanya berupa jalan setapak dengan kontur tanah berbatu sepanjang
sekitar 2 kilometer. Hal ini tentu cocok bagi yang suka hiking menjelajah alam sambil menikmati suasana pedesaan nan asri .
Di candi ini terdapat mata air berbentuk mirip pancuran , lokasinya
berjarak sekitar 10 meter dari candi.
Menurut keyakinan warga setempat, konon
air pancuran tersebut dipercaya dapat mengobati berbagai macam penyakit
dan memberi awet muda. Pemandangan di sekitar candi sangat indah dan udaranya
segar karena terletak di kaki gunung. Menurut sesepuh warga sekitar, Candi
Selogriyo merupakan tempat ibadah dan pemujaan para pendeta Hindu atau tempat
raja menyepi.
Langganan:
Postingan (Atom)