Jutaan
tahun lalu, Kecamatan Berbah maupun beberapa Kawasan di Pulau Jawa diyakini
sebagai kawasan laut dalam. Asumsi ini dimunculkan karena ditemukannya lava
beku berbentuk mirip bantal yang hingga kini dapat disaksikan di Kali Opak ,
Dusun Watuadeg, Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman , Daerah Istimewa
Yogyakarta. Lava beku tersebut digunakan sebagai peneitian geologis. Wujud
batuan yang terbentuk dari lava bantal memiliki bentuk yang indah. Berwarna
gelap abu-abu dengan lapisan halus dan berstruktur oval. Di bagian permukaan
tampak guratan-guratan yang membentuk bulatan lonjongmenyerupai bantal. Lokasi
lava bantal dialiran Kali Opak tersebut diapit 2 buah bukit serta dihiasi
jembatan besi yang dibangun pada masa penjajahan Jepang. Di antara kedua
bebatuan , mengalir air yang cukup deras.
Warga setempat kerap memanfaatkan
sebagai lokasi hobi memancing ikan. Bagi para pendatang biasanya menggunakan
lokasi ini sebagai tempat untuk bersantai maupun sebagai penyalur hobi
photograpy dan juga sebagai lokasi latar preweding. Sedangkan oleh beberapa
mahasiswa maupun ilmuan kerap dimanfaatkan sebagai bahan penelitian.
Selain lava bantal , terdapat juga batu
yang posisinya berdiri. Batu itu berdiameter kira-kira sekitar 50 cm dengan
ketinggian sekitar 2 meter menyerupai menhir ( tugu batu zaman prasejarah ).
Menurut warga sekitar , batu tersebut menjadi cikal bakal penggunaan nama
Watuadeg, yang berarti batu yang berdiri tegak. Di lokasi sekitar dikelilingi
deretan bukit-bukit dari bebatuan yang umurnya sangat tua yang terbentuk dari
batu kapur. Sementara di sebelah utara, terdapat bukit candi yang didalamnya
ada sebuah peninggalan zaman penjajahan Jepang berupa goa dan sumur Bandung
yang digunakan untuk membuang senjata- senjata tradisional yang digunakan
rakyat Indonesia saat perlawanan masa penjajahan Jepang. Maka , bagi anda yang
berminat tak ada salahnya datang ke Yogyakarta mengunjungi Dusun Watuadeg,
Jogotirto, Kecamatan Berbah , Kabupaten Sleman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar